Kamis, 30 Mei 2013

PEMBELAJARAN KOOPERATIF


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Matematika merupakan cabang ilmu yang dianggap paling rumit diantara cabang ilmu yang lain. Tidak sedikit orang, terutama kaum pelajar yang tidak suka dengan pelajaran matematika. Padahal pelajaran itu ada disetiap jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/sederajat, dan perguruan tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan seseorang tidak suka dengan matematika, diantaranya cara guru dalam menyampaikan materi, metode dan model pembelajaran yang digunakan, serta sarana dan prasarana yang ada.
            Dalam menyampaikan materi, kebanyakan guru menyajikannya dengan cara yang monoton. Guru yang aktif memberikan materi (menerangkan) sedangkan siswa hanya mendengarkan, kemudian apabila guru selesai menerangkan siswa mencatat materi yang telah disampaikan/ditulis oleh guru. Hal ini yang membuat siswa merasa jenuh dan tidak senang dengan matematika. Apabila siswa sudah tidak menyukai pelajarannya, bukan tidak mungkin dalam pelajaran tersebut siswa akan gagal.
            Untuk menanggulangi hal tersebut, maka perlu adanya perubahan dalam konsep pembelajaran. Sekarang ini mulai dikembangkan model pembelajaran yang bersifat kooperatif (cooperative learning). Menurut Johnson dan Johnson (1998; dalam Huda, 2011), “ Pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama). Dalam suasana kooperatif, setiap anggota sama – sama berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok.” Pada intinya prinsip dari pembelajarn kooperatif adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu, kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan berbeda – beda (Huda, 2011: 32).
            Model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam, diantaranya adalah model pembelajaran TAI (Team Assisted Individual) yang diperkenalkan oleh Robert E. Slavin. Model TAI adalah model pembelajaran dimana pada saat proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok – kelompok yang memiliki kemampuan berbeda – beda (heterogen). Setiap kelompok terdiri dari empat anggota, kelompok yang unggul akan diberikan penghargaan (reward). TAI merupakan gabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual.
                        Pada pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa saling membantu dan saling memiliki ketergantungan secara positif, dan akhirnya membentuk sikap gotong-royong dalam mencapai tujuan pembelajaran dan kemandirian belajar.Dengan demikian, alternatif yang diterapkan ini merupakan pilihan yang paling banyak memberikan keuntungan (Murtadlo, 2005: 54). Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TAI beserta pengembangan perangkat penilaiannya maka diharapkan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai (Irianto dan Ahmad, : 3).

B.     Rumusan Masalah
            Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TAI itu?
2.      Apa saja langkah – langkah (sintaks) dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI?

C.    Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan yang hendak dicapai adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
2.      Untuk mengetahui langkah – langkah (sintaks) dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
D.    Manfaat
            Dengan memahami tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI, model tersebut diharapkan dapat diterapkan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu juga dapat menyesuaikan materi mana yang bisa dipakai dengan model pembelajaran tipe TAI.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Model Pembelajaran Kooperatif TAI
      Pembelajarn kooperatif adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu, kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda – beda (Huda, 2011: 32). Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individulaization) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu kelompok kecil. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. TAI pertama kali diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.
        Menurut Sharan (2009; dalam Nugroho), “TAI dikembangkan untuk beberapa alasan. Pertama, berharap agar TAI menyediakan cara penggabungan kekuatan motivasi dan bantuan teman sekelas pada pembelajaran kooperatif dengan program pengajaran individual yang mampu memberi semua peserta didik materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dalam bidang matematika dan memungkinkan mereka untuk memulai materi-materi ini berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Kedua, mengembangkan TAI untuk menerapkan teknik pembelajaran kooperatif untuk memecahkan banyak masalah pengajaran individual”.
      Ciri – ciri dari pembelajaran dengan model TAI adalah:
1.      siswa belajar secara individual mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru.
2.      Hasil belajar individual akan dibawa ke dalam kelompok masing – masing untuk dibahas dan didiskusikan bersama anggota kelompok.
3.      Semua anggota kelompok saling berdiskusi, saling memeriksa pekerjaan dan bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan.
4.      Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok, menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman satu kelompok, berdiskusi, dan menghargai pendapat teman lain.
5.      Setiap anggota dalam kelompok memiliki tugas yang sama, karena keberhasilan kelompok sangat diperhatikan.
      Model pembelajaran kooperatif TAI terdiri dari beberapa komponen. Menurut Murtadlo (2005: 54 – 55) ada 8 komponen yang menjadi bagian dari model TAI ini, komponen itu adalah  sebagai berikut :
1.      Teams yaitu pembentukan kelompok yang heterogen yang terdiri atas 4 – 6 siswa. Dalam kelompok tersebut, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya.
2.      Placement test yaitu memberikan pre-test kepada siswa agar guru mengetahui kemampuan siswa dalam bidang tertentu dan hasil ini juga dijadikan acuan dalam pengelompokan. Selain dengan pretest, hasil test yang sebelumnya juga bisa dipakai sebagai dasar pengelompokan.
3.      Student creative yaitu siswa terlebih dahulu mambaca dan memahami materi pelajan sebelum masuk dalam kelompok dan mendiskusikan materi pelajaran tersebut.
4.      Team study yaitu tindakan guru yang memberikan seperangkat pembelajaran (seperti uraian materi) agar dipelajari dan dibahas dalam kelompok masing – masing. Siswa sebaiknya menanyakan pada teman satu kelompok dahulu apabila ada materi yang belum dipahami sebelum bertanya kepada guru.
5.      Team scores and Team recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil belajar siswa dan penghargaan kepada kelompok yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil.
6.      Teaching Group yaitu pemberian materi singkat dari guru sebelum guru memberikan materi kepada siswa.
7.      Facts test yaitu pelaksanaan tes kecil untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan materi. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran.
8.      Whole class unit yaitu adanya diskusi kelas, kemudian tiap kelompok mengirimkan perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Pada saat ada kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, tugas dari kelompok lain adalah menanggapi. Setelah hasil kerja kelompok dipresentasikan, tugas guru adalah mengevaluasi dan membenahi jawaban dari kelompok tersebut.

B.     Langkah-langkah (sintaks) Model Pembelajaran Kooperatif TAI

Fase
Penjelasan
Fase – 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam pembelajaran.
Fase – 2 : Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi.
Fase – 3 : Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar
Guru membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari siswa – siswa yang kemampuannya heterogen. Dasar penegelompokan adalah dengan melakukan placement test atau menggunakan data yang sudah ada sebelumnya.
Fase – 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing – masing kelompok dan mengawasi jalannya diskusi.
Fase – 5 : Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa.
Fase – 6 : Memberikan penghargaan
Guru mencari upaya yang berkaitan dengan penghargaan atas keberhasilan belajar siswa.

C.     Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif TAI 
Kelebihan model pembelajaran kooperatif TAI :
1.      Meningkatkan hasil belajar.
2.      Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
3.      Dapat membantu siswa yang lemah.
4.      Siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok.
5.      Menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.

Kekurangan model pembelajaran kooperatif TAI :
1.      Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran.
2.      Guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk.
3.      Tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan model pembelajaran TAI.
4.      Menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai.
5.      Menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau berusaha.

D.    Uraian Singkat Pemecahan Masalah
      Kemampuan individu yang berbeda – beda bukanlah penghalang dari model pembelajaran ini, karena pada dasarnya model pembelajaran kooperatif TAI ini justru lebih menekankan pada kemampuan individu itu sendiri. Dengan dibentuknya kelompok, diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuannya itu. Dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan yang tidak paham menjadi paham.
      Setelah guru memberikan gambaran materi, individu harus memahami materi itu terlebih dahulu setelah itu baru mendiskusikannya dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran kooperatif TAI ini diharapkan dapat memajukan prestasi siswa dalam pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
            Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individulaization) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu kelompok kecil. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. TAI pertama kali diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.
            Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah:
1.       Menyampaikan tujuan dan memotivasi
2.       Menyajikan informasi
3.       Membentuk kelompok belajar
4.       Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5.       Evaluasi
6.       Memberikan penghargaan
                        Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif TAI adalah meningkatkan hasil belajar, meningkatkan motivasi belajar pada siswa, dapat membantu siswa yang lemah, siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok, dan menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
                        Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif TAI adalah dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk, tidak semua materi dapat diterapkan menggunakan model pembelajaran TAI, menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai, dan menimbulkan sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia hanya mengandalkan teman sekelompok dan tidak mau berusaha.

B.     Saran
            Sebagai calon pengajar (guru) ada baiknya jika lebih memahami materi pelajaran dan model yang akan digunakan sebelum melakukan pengajaran. Karena dengan memahami materi pelajaran dan model yang akan digunakan, proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan hasil pembelajaran juga akan mendapat hasil yang maksimal.
            Calon pengajar (guru) dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif TAI sebagai alternatif dalam pembelajaran. Hal ini juga sebagai antisipasi untuk mengurangi kejenuhan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dan model pembelajaran kooperatif TAI ini diharapkan dapat menarik perhatian, minat, dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.






















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan    : SMA N ... Semarang
Mata Pelajaran           : Matematika
Kelas/Semester          : XI/II
Alokasi Waktu           : 2 x 45 menit
1.      Standart Kompetensi
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi.
2.      Kompetensi Dasar
-          Menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi.
-          Menentukan invers suatu fungsi.
3.      Indikator
1.      Menentukan rumus fungsi komposisi.
2.      Menentukan rumus fungsi invers.
4.      Tujuan
1.      Siswa dapat menentukan rumus fungsi komposisi.
2.      Siswa dapat menentukan rumus fungsi invers.
5.      Topik
1.      Rumus fungsi komposisi
2.      Rumus fungsi invers
6.      Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi teman kelompok dalam satu kelas
7.      Proses Kegiatan/ Pembelajaran
NO
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Siswa
Media Pengajaran
Waktu
Kegiatan Pembuka



1
Pembukaan : Mengucapkan salam dan membaca doa bersama
Mendengarkan dan apakah ada pertanyaan
Lembar soal papan tulis, spidol, dan penghapus.
15 menit.
2
Memeriksa kehadiran siswa (presensi)
3
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar serta memberikan penjelasan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran. (Fase – 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi)
4
Guru melakukan apersepsi materi, yaitu tentang komposisi fungsi dan invers fungsi. (Fase – 2: Menyampaikan informasi)



Kegiatan Inti
a.      Eksplorasi :



5
Siswa dikelompokan menjadi berbagai macam kelompok dengan masing-masing kelompok memiliki anggota 4-6 siswa. (Fase – 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar)
Perhatikan, menjawab, menaggapi dan mengerjakan.

60 menit.
6
Guru memberikan lembar kerja kelompok kepada tiap-tiap kelompok.
7
Siswa secara berkelompok mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan guru agar didiskusikan bersama dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberi masukan.




b.      Elaborasi



8
Guru berkeliling dan mengawasi jalannya diskusi, kemudian memberikan bimbingan seperlunya kepada kelompok apabila ada materi yang belum dipahami. (Fase – 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar)
9
Perwakilan kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
c.       Konfirmasi



10
Guru bersama dengan siswa mengoreksi dan menyimpulkan hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan kelompok.
Perhatikan, menjawab, menaggapi dan mengerjakan.


11
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum paham.
12
Guru memberikan soal kuis secara individu untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi. Hasil pekerjaan dikumpulkan sebagai penilaian individu. (Fase – 5: Evaluasi)
Penutup



13
Menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Membuat kesimpulan.

15 menit.
14
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang unggul diakhir pembelajaran. (Fase – 6: Memberikan penghargaan)




8.      Penilaian
1.      Soal diskusi (lembar kerja kelompok)
2.      Soal kuis
9.      Referensi
Buku                      : Noormandiri, B.K. 2006 .Matematika untuk SMA kelas XI.Jakarta : Erlangga.
Alat                        :  - Lembar soal
-  Papan tulis
-  Spidol
-  Penghapus

Semarang, November 2012
 Pengajar


Tim







Uraian Materi
Lampiran 1
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
A.    Fungsi Komposisi
Dua buah fungsi f dan g dapat dikomposisikan dengan suatu “aturan tertentu” yang disebut dengan “komposisi suatu fungsi”.
Rounded Rectangle: h(x) = (f ᴏ g)(x) = (f(g(x))Fungsi f ᴏ g :jika fungsi f dan g memenuhi , maka terdapat suatu fungsi h dari himpunan bagian  ke himpunan bagian , yang dinyatakan oleh h = f ᴏ g dengan aturan:

dengan domain : = { x ϵ | g(x) ϵ }
Rounded Rectangle: h(x) = (g ᴏ f)(x) = (g(f(x))Fungsi g ᴏ f :jika fungsi f dan g memenuhi , maka terdapat suatu fungsi h dari himpunan bagian  ke himpunan bagian , yang dinyatakan oleh h = g ᴏ f dengan aturan:

dengan domain : = { x ϵ | f(x) ϵ }
Misalkan, suatu fungsi real f dan g yang didefinisikan dengan rumus berikut ini :
Ø  f(x) = x²  Fungsi dengan mengkuadratkan setiap nilai x.
Ø  g(x) = x + 1  Fungsi dengan menambahkan 1 pada setiap nilai x.
Kita dapat menemukan fungsi baru yaitu dengan menambahkan 1 pada setiap x di g dan kemudian dikuadratkan di f. Fungsi baru itu disebut dengan komposisi f melanjutkan g dengan notasi “f ᴏ g”.
Seperti diagram di bawah ini.




Fungsi komposisi f ᴏ g (“komposisi f melanjutkan g” atau “g dilanjutkan f”) didefinisikan sebagai (f ᴏ g)(x) = (f(g(x)).
Menentukan rumus fungsi komposisi
Untuk menentukan rumus fungsi komposisi (f ᴏ g)(x)adalah dengan mensubstitusikan g(x) sebagai fungsi pertama ke x pada f(x) sebagai fungsi kedua.
Contoh :
Jika f dan g dinyatakan dengan rumus f(x) = x² dan g(x) = x + 1. Tentukan rumus untuk (f ᴏ g)(x) dan (g ᴏ f)(x).
Jawab.
f(x) = x²
g(x) = x + 1
 =
 = {x | x ϵ R} =
a.       Karena   = R , maka komposisi f ᴏ g terdefinisi.
(f ᴏ g)(x)          = f(g(x)
                        = f(x+1)
                        = (x+1)²
                        = x² + 2x + 1
b.      = [ maka g ᴏ f  terdefinisi.
(g ᴏ f)(x)          = g(f(x)
                        = g(x)²
                        = x² + 1
B.     Fungsi Invers
Suatu fungsi f : A  B akan mempunyai fungsi invers : B A, jika fungsi f  merupakan fungsi yang bijektif atau berkorespondensi satu – satu.
Secara umum dapat dikatakan :
Jika fungsi f :adalah fungsi bijektif maka invers dari fungsi f adalah fungsi  yang didefinisikan sebagai.
 :
Contoh :
Fungsi f :Rdinyatakan dengan f(x) = 2x – 6.
Tentukan rumus fungsi inversnya.
Jawab.
Misal f(x) = y , maka.
2x – 6  = y
2x        = y + 6
x          =
x          =
(y)  =
Dapat ditulis )   =

Lampiran 2
Lembar Kerja Kelompok
Materi Pembelajaran   : Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
Waktu                         :
NO
Butir Soal
Jawaban
1
Jika f dan g dinyatakan dengan rumus
f(x) = 3x – 4 dan g(x) = 2x² + 4x – 5
Tentukan :
a.      (f ᴏ g)(x)
b.       (g ᴏ f)(x).

2
Carilah rumus fungsi invers f jika diketahui
f(x) =  , dimana 2x – 4  0.

3
a.       Diketahui g(x) = x2+4x-5, (f ᴏ g)(x) = 2x2+8x-3, maka tentukanlah nilai dari f(x)!
b.      Diketahui g(x) = x2+2x+3, (f ᴏ g)(x) = 3x2+6x+5,maka tentukanlah f(x – 1)!


Lampiran 3
Soal Kuis
Materi Pembelajaran : Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
NO
Butir Soal
Jawaban
1
f : R ® R ; f(x) = 2x² +1,   g : R ® R ; g(x) = x + 3
Tentukan :
a)       (f o g)(1)
b)      (g o f)(3)

2
Diketahui
 Tentukan .

3
(f o g )(x) = -15x+5, f(x) = 3x+2, maka g(x) adalah...












DAFTAR PUSTAKA

Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irianto, Sony dan Ahmad.Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI: 1-19. http://jurnal.ump.ac.id/index.php/khasanah/article/download/61/57.(16 September 2012).
Murtadlo. 2005. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Berkesulitan Belajar Membaca Menulis Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) di SD: Jurnal Pndidikan Dasar, Vol. 6, No. 1, 2005: 1 – 60.http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/Peningkatan_Prestasi_Belajar_SIswa_Berkesulitan_Belajar_Membaca_Menulis_Melalui_Pendekatan_Kooperatif_Tipe_TAI_Di_SD.pdf.(16 September 2012).
Nugroho, Aryo Andri. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis SMART dengan Strategi TAI pada Materi Segitiga Kelas VII.http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/download/36/32.(16 September 2012).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar