BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Matematika merupakan cabang ilmu yang dianggap paling
rumit diantara cabang ilmu yang lain. Tidak sedikit orang, terutama kaum
pelajar yang tidak suka dengan pelajaran matematika. Padahal pelajaran itu ada
disetiap jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/sederajat, dan
perguruan tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan seseorang tidak suka
dengan matematika, diantaranya cara guru dalam menyampaikan materi, metode dan model pembelajaran yang
digunakan, serta sarana dan prasarana yang ada.
Dalam menyampaikan materi, kebanyakan guru menyajikannya
dengan cara yang monoton. Guru yang aktif memberikan materi (menerangkan)
sedangkan siswa hanya mendengarkan, kemudian apabila guru selesai menerangkan
siswa mencatat materi yang telah disampaikan/ditulis oleh guru. Hal ini yang membuat siswa
merasa jenuh dan tidak senang dengan matematika. Apabila siswa sudah tidak
menyukai pelajarannya, bukan tidak mungkin dalam pelajaran tersebut siswa akan gagal.
Untuk menanggulangi hal tersebut, maka perlu adanya
perubahan dalam konsep pembelajaran. Sekarang
ini mulai dikembangkan model pembelajaran yang bersifat kooperatif (cooperative
learning). Menurut Johnson dan Johnson (1998; dalam Huda, 2011), “ Pembelajaran
kooperatif berarti working together to
accomplish shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama). Dalam
suasana kooperatif, setiap anggota sama – sama berusaha mencapai hasil yang
nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok.” Pada intinya prinsip dari
pembelajarn kooperatif adalah model
pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling
membantu, kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan
berbeda – beda (Huda, 2011: 32).
Model pembelajaran
kooperatif ada berbagai macam, diantaranya adalah model pembelajaran
TAI (Team Assisted Individual)
yang diperkenalkan oleh Robert E. Slavin. Model TAI
adalah model pembelajaran dimana pada
saat proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok – kelompok yang memiliki
kemampuan berbeda – beda (heterogen). Setiap kelompok terdiri dari empat
anggota, kelompok yang unggul akan diberikan penghargaan (reward). TAI
merupakan gabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual.
Pada pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa saling
membantu dan saling memiliki ketergantungan secara positif, dan akhirnya
membentuk sikap gotong-royong dalam mencapai tujuan pembelajaran dan
kemandirian belajar.Dengan demikian, alternatif yang diterapkan ini merupakan pilihan yang paling banyak memberikan
keuntungan (Murtadlo, 2005: 54). Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif
tipe TAI beserta pengembangan perangkat penilaiannya maka diharapkan tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai (Irianto dan Ahmad, : 3).
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe
TAI itu?
2. Apa saja
langkah – langkah (sintaks) dari model
pembelajaran kooperatif tipe TAI?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran
kooperatif tipe TAI?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, adapun
tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari model
pembelajaran kooperatif tipe TAI.
2. Untuk
mengetahui langkah – langkah (sintaks) dari model
pembelajaran kooperatif tipe TAI.
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran kooperatif tipe TAI.
D.
Manfaat
Dengan memahami tentang model
pembelajaran kooperatif tipe TAI, model
tersebut diharapkan dapat diterapkan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu juga dapat
menyesuaikan materi mana yang bisa dipakai dengan model pembelajaran tipe
TAI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Model Pembelajaran Kooperatif TAI
Pembelajarn
kooperatif adalah model
pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling
membantu, kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda – beda (Huda, 2011: 32). Sedangkan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individulaization) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut
memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu kelompok
kecil. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan kemampuan
yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama
untuk mencapai tujuan pembelajaran. TAI
pertama kali diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara
pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.
Menurut Sharan
(2009; dalam Nugroho), “TAI dikembangkan untuk beberapa alasan. Pertama, berharap agar TAI menyediakan
cara penggabungan kekuatan motivasi dan bantuan teman sekelas pada pembelajaran
kooperatif dengan program pengajaran individual yang mampu memberi semua
peserta didik materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dalam bidang
matematika dan memungkinkan mereka untuk memulai materi-materi ini berdasarkan
kemampuan mereka sendiri. Kedua,
mengembangkan TAI untuk menerapkan teknik pembelajaran kooperatif untuk
memecahkan banyak masalah pengajaran individual”.
Ciri – ciri dari pembelajaran dengan model TAI adalah:
1. siswa
belajar secara individual mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru.
2. Hasil
belajar individual akan dibawa ke dalam kelompok masing – masing untuk dibahas
dan didiskusikan bersama anggota kelompok.
3. Semua
anggota kelompok saling berdiskusi, saling memeriksa pekerjaan dan bertanggung
jawab atas keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan.
4. Sebelum
dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok,
menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman satu kelompok,
berdiskusi, dan menghargai pendapat teman lain.
5. Setiap
anggota dalam kelompok memiliki tugas yang sama, karena keberhasilan kelompok
sangat diperhatikan.
Model
pembelajaran kooperatif TAI terdiri dari beberapa komponen. Menurut Murtadlo
(2005: 54 – 55) ada 8
komponen yang menjadi bagian dari model TAI ini, komponen itu adalah sebagai berikut :
1.
Teams yaitu pembentukan kelompok
yang heterogen yang terdiri atas 4 – 6 siswa. Dalam kelompok tersebut, setiap
individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya.
2.
Placement test yaitu memberikan pre-test
kepada siswa agar guru mengetahui kemampuan siswa dalam bidang tertentu dan hasil ini juga dijadikan acuan dalam pengelompokan.
Selain dengan pretest, hasil test yang sebelumnya juga bisa dipakai sebagai
dasar pengelompokan.
3.
Student creative yaitu siswa terlebih dahulu
mambaca dan memahami materi pelajan sebelum masuk dalam kelompok dan
mendiskusikan materi pelajaran tersebut.
4.
Team study yaitu tindakan guru yang
memberikan seperangkat pembelajaran (seperti uraian materi) agar dipelajari dan
dibahas dalam kelompok masing – masing. Siswa sebaiknya menanyakan pada teman
satu kelompok dahulu apabila ada materi yang belum dipahami sebelum bertanya
kepada guru.
5.
Team scores and Team
recognition
yaitu pemberian skor terhadap hasil belajar siswa dan penghargaan kepada
kelompok yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil.
6.
Teaching Group yaitu pemberian materi singkat
dari guru sebelum guru memberikan materi kepada siswa.
7.
Facts test yaitu pelaksanaan tes kecil untuk
mengukur kemampuan siswa setelah diberikan materi. Tes ini diberikan pada akhir
pembelajaran.
8.
Whole class unit yaitu adanya diskusi kelas,
kemudian tiap kelompok mengirimkan perwakilan untuk mempresentasikan hasil
diskusi yang telah dilaksanakan. Pada saat ada kelompok yang mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya, tugas dari kelompok lain adalah menanggapi. Setelah
hasil kerja kelompok dipresentasikan, tugas guru adalah mengevaluasi dan
membenahi jawaban dari kelompok tersebut.
B.
Langkah-langkah
(sintaks) Model Pembelajaran Kooperatif TAI
Fase
|
Penjelasan
|
Fase –
1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa
agar lebih giat dalam pembelajaran.
|
Fase – 2 : Menyajikan informasi
|
Guru
menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi.
|
Fase –
3 : Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar
|
Guru
membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari siswa – siswa yang
kemampuannya heterogen. Dasar penegelompokan adalah dengan melakukan
placement test atau menggunakan data yang sudah ada sebelumnya.
|
Fase –
4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
memberikan bimbingan seperlunya kepada masing – masing kelompok dan mengawasi
jalannya diskusi.
|
Fase –
5 : Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa.
|
Fase –
6 : Memberikan penghargaan
|
Guru
mencari upaya yang berkaitan dengan penghargaan atas keberhasilan belajar
siswa.
|
C. Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif TAI
Kelebihan model pembelajaran kooperatif TAI :
1.
Meningkatkan
hasil belajar.
2.
Meningkatkan
motivasi belajar pada siswa.
3.
Dapat
membantu siswa yang lemah.
4.
Siswa
diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok.
5.
Menimbulkan
rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif TAI :
1.
Dibutuhkan
waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran.
2.
Guru
mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan pada siswa, karena dengan jumlah
siswa yang banyak dalam kelas maka akan semakin banyak kelompok yang terbentuk.
3.
Tidak
semua materi dapat diterapkan menggunakan model pembelajaran TAI.
4.
Menimbulkan
ketergantungan siswa, dimana siswa yang kurang pandai secara tidak langsung
akan bergantung pada siswa yang pandai.
5.
Menimbulkan
sikap pasif kepada siswa tertentu, karena dia hanya mengandalkan teman
sekelompok dan tidak mau berusaha.
D.
Uraian
Singkat Pemecahan Masalah
Kemampuan individu yang berbeda – beda
bukanlah penghalang dari model
pembelajaran ini, karena pada dasarnya model
pembelajaran kooperatif TAI ini justru lebih menekankan pada kemampuan individu
itu sendiri. Dengan dibentuknya kelompok, diharapkan siswa mampu mengembangkan
kemampuannya itu. Dari
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan yang tidak paham menjadi paham.
Setelah guru memberikan gambaran materi,
individu harus memahami materi itu terlebih dahulu setelah itu baru
mendiskusikannya dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Sehingga setiap
individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya. Oleh
karena itu, dengan model
pembelajaran kooperatif TAI ini diharapkan dapat memajukan prestasi siswa dalam
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individulaization) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut
memiliki kemampuan yang berbeda – beda dan dijadikan dalam suatu kelompok
kecil. Dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dan dengan kemampuan
yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. TAI
pertama kali diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara
pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi
2. Menyajikan informasi
3. Membentuk kelompok belajar
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif TAI
adalah meningkatkan hasil belajar, meningkatkan motivasi belajar pada siswa,
dapat membantu siswa yang lemah, siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu
kelompok, dan menimbulkan rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam
menyelesaikan masalah.
Sedangkan kekurangan dari model
pembelajaran kooperatif TAI adalah dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan
mengembangkan perangkat pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam memberikan
bimbingan pada siswa, karena dengan jumlah siswa yang banyak dalam kelas maka
akan semakin banyak kelompok yang terbentuk, tidak semua materi dapat
diterapkan menggunakan model pembelajaran
TAI, menimbulkan ketergantungan siswa, dimana siswa yang kurang pandai secara
tidak langsung akan bergantung pada siswa yang pandai, dan menimbulkan sikap
pasif kepada siswa tertentu, karena dia hanya mengandalkan teman sekelompok dan
tidak mau berusaha.
B.
Saran
Sebagai calon pengajar (guru) ada
baiknya jika lebih memahami materi pelajaran dan model yang akan digunakan sebelum
melakukan pengajaran. Karena dengan memahami materi pelajaran dan model yang akan digunakan, proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan hasil pembelajaran juga akan
mendapat hasil yang maksimal.
Calon pengajar (guru) dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif TAI
sebagai alternatif dalam pembelajaran. Hal ini juga sebagai antisipasi untuk
mengurangi kejenuhan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dan model pembelajaran kooperatif TAI
ini diharapkan dapat menarik perhatian, minat, dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA N ... Semarang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : XI/II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
1.
Standart
Kompetensi
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu
fungsi.
2. Kompetensi Dasar
-
Menentukan
komposisi fungsi dari dua fungsi.
-
Menentukan
invers suatu fungsi.
3. Indikator
1.
Menentukan
rumus fungsi komposisi.
2.
Menentukan
rumus fungsi invers.
4. Tujuan
1.
Siswa
dapat menentukan rumus fungsi komposisi.
2.
Siswa
dapat menentukan rumus fungsi invers.
5. Topik
1.
Rumus
fungsi komposisi
2.
Rumus
fungsi invers
6. Metode
1.
Ceramah
2.
Diskusi
teman kelompok dalam satu kelas
7. Proses Kegiatan/ Pembelajaran
NO
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Kegiatan
Siswa
|
Media
Pengajaran
|
Waktu
|
Kegiatan Pembuka
|
|
|
|
|
1
|
Pembukaan
: Mengucapkan salam dan membaca doa bersama
|
Mendengarkan
dan apakah ada pertanyaan
|
Lembar
soal papan tulis, spidol, dan penghapus.
|
15 menit.
|
2
|
Memeriksa
kehadiran siswa (presensi)
|
|||
3
|
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam
belajar serta memberikan penjelasan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran. (Fase – 1: Menyampaikan
tujuan dan memotivasi)
|
|||
4
|
Guru
melakukan apersepsi materi, yaitu tentang komposisi fungsi dan invers fungsi. (Fase – 2: Menyampaikan informasi)
|
|
|
|
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
:
|
|
|
|
|
5
|
Siswa
dikelompokan menjadi berbagai macam kelompok dengan masing-masing kelompok
memiliki anggota 4-6 siswa. (Fase – 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar)
|
Perhatikan,
menjawab, menaggapi dan mengerjakan.
|
|
60
menit.
|
6
|
Guru
memberikan lembar kerja kelompok kepada tiap-tiap kelompok.
|
|||
7
|
Siswa
secara berkelompok mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan guru agar
didiskusikan bersama dengan cara saling memeriksa, mengoreksi dan memberi
masukan.
|
|
|
|
b. Elaborasi
|
|
|
|
|
8
|
Guru
berkeliling dan mengawasi jalannya diskusi, kemudian memberikan bimbingan seperlunya
kepada kelompok apabila ada materi yang belum dipahami. (Fase – 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar)
|
|||
9
|
Perwakilan
kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
|
|||
c. Konfirmasi
|
|
|
|
|
10
|
Guru
bersama dengan siswa mengoreksi dan menyimpulkan hasil presentasi yang telah
dilakukan oleh perwakilan kelompok.
|
Perhatikan,
menjawab, menaggapi dan mengerjakan.
|
|
|
11
|
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika belum paham.
|
|||
12
|
Guru
memberikan soal kuis secara individu untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
materi. Hasil pekerjaan dikumpulkan sebagai penilaian individu. (Fase – 5: Evaluasi)
|
|||
Penutup
|
|
|
|
|
13
|
Menarik
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
|
Membuat
kesimpulan.
|
|
15
menit.
|
14
|
Memberikan
penghargaan kepada kelompok yang unggul diakhir pembelajaran. (Fase – 6: Memberikan penghargaan)
|
|
|
|
8. Penilaian
1.
Soal
diskusi (lembar kerja kelompok)
2.
Soal
kuis
9. Referensi
Buku : Noormandiri, B.K. 2006 .Matematika
untuk SMA kelas XI.Jakarta : Erlangga.
Alat : - Lembar
soal
- Papan tulis
- Spidol
- Penghapus
Semarang, November
2012
Pengajar
Tim
Uraian
Materi
Lampiran 1
Komposisi Fungsi
dan Invers Fungsi
A. Fungsi
Komposisi
Dua buah fungsi f dan g dapat dikomposisikan dengan suatu “aturan tertentu” yang disebut
dengan “komposisi suatu fungsi”.
Fungsi f ᴏ g :jika fungsi f dan g memenuhi , maka terdapat suatu fungsi h dari himpunan bagian ke himpunan
bagian , yang dinyatakan oleh h = f ᴏ g dengan aturan:
dengan domain : = { x ϵ | g(x) ϵ }
Fungsi g ᴏ f :jika fungsi f dan g memenuhi , maka terdapat suatu fungsi h dari himpunan bagian ke himpunan
bagian , yang dinyatakan oleh h = g ᴏ f dengan aturan:
dengan domain : = { x ϵ | f(x) ϵ }
Misalkan, suatu
fungsi real f dan g yang didefinisikan dengan rumus
berikut ini :
Ø
f(x) = x² Fungsi dengan mengkuadratkan setiap nilai x.
Ø
g(x) = x + 1 Fungsi dengan menambahkan 1 pada setiap nilai
x.
Kita
dapat menemukan fungsi baru yaitu dengan menambahkan 1 pada setiap x di g dan kemudian dikuadratkan di f. Fungsi baru itu disebut dengan
komposisi f melanjutkan g dengan
notasi “f ᴏ g”.
Seperti
diagram di bawah ini.
Fungsi komposisi
f ᴏ g (“komposisi f melanjutkan g” atau
“g dilanjutkan f”) didefinisikan sebagai (f ᴏ g)(x) = (f(g(x)).
Menentukan rumus fungsi
komposisi
Untuk menentukan
rumus fungsi komposisi (f ᴏ g)(x)adalah
dengan mensubstitusikan g(x) sebagai
fungsi pertama ke x pada f(x) sebagai fungsi kedua.
Contoh :
Jika f dan g dinyatakan dengan rumus f(x)
= x² dan g(x) = x + 1. Tentukan
rumus untuk (f ᴏ g)(x) dan (g ᴏ f)(x).
Jawab.
f(x) = x²
g(x) = x + 1
=
= {x | x ϵ R}
=
a.
Karena ∩ = R , maka komposisi f
ᴏ g terdefinisi.
(f
ᴏ g)(x) = f(g(x)
= f(x+1)
= (x+1)²
= x² + 2x + 1
b.
∩ = [ maka g ᴏ f terdefinisi.
(g
ᴏ f)(x) = g(f(x)
= g(x)²
= x² + 1
B.
Fungsi Invers
Suatu fungsi f
: A B akan mempunyai fungsi invers : B A, jika fungsi f merupakan fungsi yang
bijektif atau berkorespondensi satu – satu.
Secara umum dapat dikatakan :
Jika fungsi f
:adalah fungsi bijektif maka invers dari fungsi f adalah fungsi yang
didefinisikan sebagai.
:
Contoh :
Fungsi f :Rdinyatakan dengan f(x) = 2x – 6.
Tentukan rumus fungsi inversnya.
Jawab.
Misal f(x) = y
, maka.
2x – 6 = y
2x = y +
6
x =
x =
(y) =
Dapat ditulis ) =
Lampiran 2
Lembar Kerja Kelompok
Materi
Pembelajaran : Komposisi Fungsi dan
Invers Fungsi
Waktu :
NO
|
Butir Soal
|
Jawaban
|
1
|
Jika f dan g dinyatakan
dengan rumus
f(x)
= 3x – 4 dan g(x) = 2x² + 4x – 5
Tentukan :
a. (f
ᴏ g)(x)
b. (g ᴏ f)(x).
|
|
2
|
Carilah rumus fungsi invers f jika diketahui
f(x)
= , dimana 2x – 4 0.
|
|
3
|
a.
Diketahui g(x) = x2+4x-5, (f ᴏ g)(x) = 2x2+8x-3,
maka tentukanlah nilai dari f(x)!
b.
Diketahui g(x) = x2+2x+3, (f ᴏ g)(x) = 3x2+6x+5,maka
tentukanlah f(x – 1)!
|
|
Lampiran 3
Soal
Kuis
Materi
Pembelajaran : Komposisi Fungsi dan
Invers Fungsi
NO
|
Butir Soal
|
Jawaban
|
1
|
f : R ® R ;
f(x) = 2x² +1, g : R ® R ; g(x) = x + 3
Tentukan :
a)
(f o g)(1)
b)
(g o f)(3)
|
|
2
|
Diketahui
Tentukan .
|
|
3
|
(f o g
)(x) = -15x+5, f(x) = 3x+2, maka g(x) adalah...
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Huda,
Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Irianto, Sony dan
Ahmad.Pengembangan Perangkat Penilaian
Konsep Dasar Matematika SD Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI:
1-19. http://jurnal.ump.ac.id/index.php/khasanah/article/download/61/57.(16
September 2012).
Murtadlo. 2005. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Berkesulitan Belajar Membaca Menulis Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TAI
(Team Assisted Individualization) di SD: Jurnal Pndidikan Dasar, Vol. 6, No. 1, 2005: 1 – 60.http://dikdas.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/Peningkatan_Prestasi_Belajar_SIswa_Berkesulitan_Belajar_Membaca_Menulis_Melalui_Pendekatan_Kooperatif_Tipe_TAI_Di_SD.pdf.(16 September 2012).
Nugroho, Aryo Andri. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Berbasis SMART dengan Strategi TAI pada Materi Segitiga Kelas VII.http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/download/36/32.(16
September 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar