Kamis, 30 Mei 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri komponen-komponen yang saling interaksi, saling korelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam lingkup yang lebih sempit adalah pendidikan formal di Sekolah dasar. Lebih sempit lagi yaitu proses pembelajaran di dalam kelas. Artinya bahwa proses pembelajaran di dalam kelas juga merupakan suatu sistem. Proses pembelajaran di dalam kelas sebagai suatu sistem mempunyai banyak komponen antara lain : Guru, siswa, tujuan, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, dan lain-lain.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia berkualitas. Sesuai dengan fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Era globalisasi dalam dunia ini menuntut sistem pendidikan di sekolah untuk menerapkan pembelajaran yang inovatif dan lebih bermakna, agar mutu pendidikan yang dihasilkan selaras dengan kemajuan jaman dan tuntutan teknologi dunia yang makin berkembang dan maju, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam rangka mempersiapkannya, di antaranya menyelenggarakan sistem pembelajaran yang mengacu pada mutu hasil pendidikan yang tepat guna, oleh karenanya perlu pembuatan kurikulum yang tepat, pelaksana pendidikan yang berkompeten, meyediakan fasilitas pendidikan yang bermutu, dan aturan yang mendukung untuk menyukseskan sistem pendidikan yang ada. Salah satu tolak ukur dari berhasilnya pendidikan terlihat dari lulusan siswanya yang mampu berkompetisi dengan para ahli di luar negeri, mampu menciptakan produktifitas kerja dan menciptakan hasil produksi secara mandiri, memiliki wawasan yang luas dan mampu menguasai teknologi. Kemampuan dari ilmuwan tersebut diperoleh dari hasil pendidikan yang berkwalitas, yang diperoleh dari sistem kurikulum yang tepat, pelaksanaan pendidikan yang berkompeten dan guru yang memiliki semangat untuk maju dengan menggunakan media, metode, pendekatan mengajar, sarana pembelajaran yang sesuaai dengan tujuan dan materi yang diajarkan, sehingga siswa lebih memahami dan mengerti apa yang dimaksudkan, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
      Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa,yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif,melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran,akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya.Agar hal tersebut diatas dapat terwujud,guru pantasnya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai memebelajarkan siswa.  Model belajar akan membahas bagaimana cara siswa belajar,sedangkan model akan membahas bagaimana cara membelajarkan siswadengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan .Dan didalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai model pembelajaran Teams Games Tournament(TGT) yang diterapkan pada pembelajaran matematika.
B.     RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran TGT?
2. Apa saja  komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran TGT?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran tipe TGT ?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan model pembelajaran TGT?
5. Apa materi yang cocok untuk penerapan model TGT?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui maksud dari model pembelajaran TGT.
2.      Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran TGT
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penerapan tipe TGT.
4.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran TGT.
5.      Untuk mengetahui materi yang cocok dalam penerapan model TGT.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament
Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward. TGT merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Pembelajaran dalam Teams games tournament (TGT) hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari (2000).
TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yaitu pertandingan permainan tim, siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Permaianan disusun atas pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang dirancang untuk mengetahui pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyampaian pelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan kelompok. Permaian itu dimainkan pada meja-meja turnamen dapat diisi oleh wakil-wakil kelompok yang berbeda, namun yang memiliki kemampuan setara. Permaian itu berupa pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen ini memungkinkan bagi tim untuk menambah skor kelompoknya bila mereka berusaha dengan maksimal. Turnamen ini dapat berperan sebagai review materi pelajaran.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) dilaksanakan dalam beberapa tahap seperti :

1.      Tahap Persiapan
Pada tahap ini materi pembelajarn kooperatif Teams Games Turnament (TGT) dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran dibuat lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dipelajari oleh siswa-siswa dalam kelompok-kelompok.
2.      Menetapkan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif
Kelompok-kelompok dalam kooperatif model TGT beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang yang terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang. Selain itu guru juga mempertimbangkan kriteria heterogensinya. Beberapa petunjuk dalam menentukan kelompok-kelompok kooperatif seperti berikut ini: 
a.       Merangking siswa
b.      Menentukan jumlah kelompok
c.       Membagi siswa dalam kelompok
d.      Menyiapkan siswa untuk belajar kooperatif
e.       Jadwal kegiatan
Kegiatan pembelajaran kooperatif terdiri dari 5 tahap kegiatan beruntun yaitu: penyajian materi, kerja kelompok, kegiatan kelompok, permainan tim, evaluasi dan penghargaan kelompok.

B.     Komponen-komponen dalam pembelajaran TGT
Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model pembelajaran TGT, yaitu:
1.      Presentasi Kelas (Class Presentations)
Dalam presentasi kelas biasanya siswa diperkenalkan dengan materi pembelajaran yang diberikan secara langsung oleh guru atau didiskusikan dalam kelas dengan guru sebagai fasilitator. Siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game,  karena skor game akan menentukan skor kelompok.


2.      Kelompok  (Teams)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen .Fungsi kelompok itu untuk mendalami materi bersama teman kelompoknya agar dapat bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.Setelah guru memberikan penyajian kelas,kelompok belajar bertugas untuk mempelajari lembar keja siswa.Siswa mendiskusikan masalah-masalah membadingkan jawaban ,memeriksa,dan memperbaiki keselahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
3.      Permainan (Games)
Permainan terdiri dari pernyataan-pernyataan yang relevan dengan materi,dan
Dirancana utuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan latihan kelompok..Game dimainkan dengan meja yang berisi tiga siswa yang diwakili kelompok berbeda. Siswa mengambil kartu yang bernomor dan berusaha untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor. Aturannya membolehkan pemain untuk menantang jawaban yang lain. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
4.      Kompetisi (Tournament)
Kompetisi adalah stuktur belajar ,dimana game terjadi. Biasanya kompetisi dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja siswa(LKS). Kompetisi pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. Kompetisi ini merupakan system penilaian perorangan dalam STAD, memungkinkan bagi siswa dari semua level di penampilan sebelumnya untuk mengoptimalkan nilai kelompok mereka menjadi yang terbaik.

5.      Penghargaan Kelompok (Team recognition)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
C.    Langkah-langkah Model Pembelajaran TGT
1.      Kelompok (Team)
·         Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen.
·         Guru memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok.
2.      Presentasi Kelas (Class Presentation)
·         Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
·         Guru menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna pada saat game dan menentukan skor kelompok.
·         Guru menyampaikan atau mempresentasikan materi pelajaran di dalam kelas.
3.       Permainan (Games)
·         Guru memberikan game dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi berupa  kartu indeks.
·         Guru memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar.
4.      Kompetisi (Turnamen)
·         Guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
·         Guru mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan.
5.      Penghargaan (Team recognize)
·         Guru mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen.
·         Guru memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT )
a.       Kelebihan dari model pembelajaran TGT antara lain:
1)      Siswa lebih termotivasi untuk belajar agar dapat memberikan dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
2)      Meningkatkan interaksi siswa secara aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki siswa.
3)      Menuntut rasa tanggung jawab siswa untuk berbuat baik bagi kelompoknya.
4)      Meningkatkan prestasi belajar siswa.
5)      Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
6)      Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.
7)      Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.
8)      Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
9)      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

b.      Kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah:
Kelemahan model pembelajaran TGT pada umumnya adalah kurang efisiennya terhadap waktu yang ada karena membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan turnamennya.
1)      Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
2)      Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

E.     Evaluasi materi yang cocok untuk SMP/SMA dengan metode TGT
Model pembelajaran TGT cocok di gunakan untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan materi model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) diatas, maka kami menyimpulkan :
1.      Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournaments ) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Karena siswa dapat belajar lebih rileks, serta dapat menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
2.      Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournaments ) dapat menambah wawasan tentang berbagai model pembelajaran serta dapat meningkatkan kompetensi guru.

B.     SARAN
1.      Guru harus dapat memilih materi yang tepat untuk diterapkan dalam model pembelajaran ini.
2.      Guru harus pandai dalam membentuk kelompok agar semua anggota kelompoknya dapat mengerti materi yang disampaikan.
3.      Guru harus bisa memanajemen waktu karena model pembelajaran TGT  membutuhkan waktu yang lama.  






DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, Cholik. 2009. Math for Junior High School 2nd Semester Grade VIII. Jakarta : Erlangga.

Siswono, Tatag Y.E., Lastiningsih, Netti. 2007. Matematika 2 SMP dan MTS untuk kelas          VIII. Jakarta : Erlangga.

http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/

http://matematikadiskrit2.blogspot.com/2012/04/10-metode-team-games-tournament-tgt.html

http://www.postdam.edu/EDUC/GLC/ike/tgt.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar