Kamis, 30 Mei 2013

PEMBELAJARAN CIRC


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Semakin lama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Semua negara berlomba-lomba untuk  meningkatkan mutu pendidikan, misalnya dengan menyusun kurikulum yang disesuaikandengan perkembangan zaman, karena perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi sangat ditunjang oleh keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Pada proses belajar ada tujuan belajar dan yang harus dicapai. Tujuan belajar tersebut harus tepat agar hasil yang diinginkan dapat terwujud. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan. Keberhasilan seorang pendidik dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran dapat dilihat dari nilai peserta didik dan perubahan tingkah lakunya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara evaluasi dan mengadakan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai model pembelajaran  baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang sesuai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pelaku yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan model-model pembelajaran baru dalam dunia pendidikan tersebut.
Dalam beberapa mata pelajaran tertentu, banyak siswa menganggapnya sebagai momok,misalnya mata pelajaran matematika.Siswa sering sekali menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang sangat sulit,membosankan,bahkan menakutkan dan menjadi momok saat ujian. Hal ini tentu harus direnungkan,apa penyebab matematika menjadi momok sebagian siswa,apakah cara penyampaian materi kurang mengena,atau cara penyampaian materi membosankan sehingga siswa enggan untuk berusaha? Disinilah peranan guru sangat penting.
Guru merupakan tenaga kependidikan paling depan dalam peningkatan kualitas dan prestasi belajar siswa. Guru dalam proses belajar mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar karena melalui proses pendidikan dan pembelajara akan terbentuklah sikap dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dengan memperhatikan kesulitan yang terjadi pada siswa tersebut, guru harus mencari solusi yang tepat misalnya dengan menggunakan model pemblajaran yang sesuai dan tidak membosankan. Oleh karena itu akan dicoba diterapkan model pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan metode pemecahan masalah, CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning. Dalam pembelajaran ini dibentuk kelompok kecil, para siswa diberi suatu teks/bacaan kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling merevisi, dan menulis kesimpulan atau inti dari bacaan tersebut atau memberikan tanggapan terhadap isi bacaan tersebut, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dalam makalah ini akan dibahas tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran tipe CIRC ?
2.    Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran tipe CIRC ?
3.    Apa saja kegiatan pokok dari model pembelajaran tipe CIRC ?
4.    Apa saja manfaat dari model pembelajaran tipe CIRC?
5.    Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tipe CIRC?

C.      Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
-       Untuk mengetahui serta memahami pengertian model pembelajaran CIRC.
-       Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode CIRC.
-        
-       Untuk mengetahui apa saja kegiatan pokok dari model pembelajaran tipe CIRC
-       Untuk mengetahui manfaat apa saja yang didapat dari model pembelajaran tipe CIRC
-       Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam menerapkan model pembelajaran CIRC

D.      Manfaat
Manfaat yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah:
-       Kita dapat memahami pengertian model pembelajaran CIRC.
-       Kita dapat memahami langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang menggunakan model CIRC.
-       Kita dapat mengetahui manfaat menggunakan model pembelajaran CIRC.
-       Kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan apabila menggunakan model pembelajaran CIRC.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Model Pembelajaran Tipe CIRC
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perencana pembelajaran dan bagi para pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar (sugandi, 2004:85).
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC pertama kali dikembangkan oleh Robert E. Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode ini karena kekhawatiran mereka terhadap pengajaran membaca, menulis dan seni berbahasa oleh guru masih dilakukan secara tradisional.
CIRC merupakan suatu program komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis pada kelas-kelas tinggi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (Maden, Stevens, & Slavin,1986).
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa, akan tetapi ilmu sosial dan ilmu alam. (Steven dan Slavin dalam Nur, 2000:8).
Pada model pembelajaran CIRC, siswa akan ditempatkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Di dalam kelompok tersebut tidak akan di bedakan atas jenis kelamin atau tingkat kecerdasan. Sehingga, dalam kelompok tersebut ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kelompok ini, diharapkan agar siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.



B.       Langkah – Langkah Pembelajaran CIRC
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
2.      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3.      Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4.      Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5.      Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
6.      Penutup.
Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:
a.         Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b.         Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.
c.         Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

C.      Manfaat Model Pembelajaran CIRC
1.      Dengan menggunakan model pembelajaran CIRC, siswa mendapat pengalaman baru dalam proses pembelajaran,selain itu model pembelajaran CIRC juga mengasah daya pikir siswa karena siswa akan dituntut lebih aktif dan selain itu juga dapat menghemat waktu.
2.      Dengan menggunakan model pembelajaran CIRC, guru dapat dengan mudah menyampaikan materi pelajaran, selain itu guru juga lebih kreatif dalam penyampaian materi serta dalam memotivasi peserta didik.
3.      Dengan menggunakan model pembelajaran CIRC, sekolah akan lebih bermutu karena peningkatan keberhasilan dari hasil belajar siswa.

D.      Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Dalam penerapnnya, model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model ini diantaranya :
a.    Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memberikan suatu solusi terhadap suatu permasalahan yang diberikan guru.
b.    Dapat digunakan untuk siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah.
c.    Meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d.   Meningkatkan rasa percaya diri siswa karena mereka bisa menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari dan berani menyampaikan pendapat di dalam kelas.
Selain kelebihan, model pembelajaran ini juga memiliki beberpa kekurangan, diantanya :
a.    Membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
b.    Sulit mengatur kelas untuk diam sehingga suasana kelas cenderung ramai dari beberapa kekurangan yang sudah dipaparkan, dalam pelaksanaannya guru harus pandai mengatur waktu yang ada dan menguasai kondisi kelas agar pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ini dapat berlangsung dengan baik.

E.       Penggunaan materi yang cocok untuk SMP/SMA dengan Metode CIRC
Terdapat beberapa materi matematika yang sesuai diterapkan dengan metode CIRC. Misalnya : Pemfaktoran bentuk aljabar, menyelesaikan bilangan (bulat, pecahan, dll), segi empat (layang-layang, jajar genjang, persegi, belah ketupat, persegi panjang). Walaupun pemanfaatan metode ini tidak sebatas hanya pada materi-materi ini saja.
Didalam metode CIRC ini, siswa dalam kelas yang mendapat peringkat teratas, bukan berate menjadi motor utama. Hal ini benar adanya, namun semua anggota kelompok sangat berpengaruh. Walaupun demikian, di dalam metode CIRC ini, siswa yang mempunyai peringkat yang lebih baik, disebar secara merata dalam setiap kelompok. Sehingga keseimbangan dalam pengertian materinya dapat diterima dengan sama.
 


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa :
1.      Melalui Cooperative Learning tipe CIRC dapat membantu siswa dapat menyelesaikan pembahasan dan pemahaman materi dalam sebuah kelompok.
2.      Melalui Cooperative Learning tipe CIRC siswa dapat belajar menyelesaikan persoalan dengan aktif melibatkan seluruh anggota kelompok. Jadi tercipta hubungan korelasi antar siswa.
3.      Dengan metode ini, siswa lebih aktif 75% sedangkan guru hanya bersifat membantu dan mengarakan. Sehingga subjek belajar terletak pada siswa.

B.   Saran
Beberapa saran yang dapat ditujukan kepada pendidik atau guru, yaitu :
1.      Guru matematika harus dapat mengemas dan mengembangkan metode pembelajaran matematika secara bervariatif lagi, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
2.      Sudah sepatutnya seorang guru memiliki inisiatif untuk kreatif , inovatif   dan selalu meningkatkan profesionalitasnya.
3.      Salah satu yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih bervariatif, seorang guru dapat menerapkan metode Cooperatif Learning tipe CIRC ini. Diharapkan dapat tercipta hasil optimal.








DAFTAR PUSTAKA

Tim pengembang LPMP Jawa Timur dan PSMS.2005.Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya:pusat sains dan matematika sekolah unesa.
Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan
Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES.
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan
Dalam implementasi Pembelajaran yang Efektif, (Jakarta: Kencana, 2009).hlm, 283.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar